Senin, 23 April 2012

Ketika Iblis Sedang Bersantai




Oleh Muhaimin Iqbal

Imam Al Baihaqi dalam kitabnya Syu’ab Al Iman menceritakan sebuah hadits bahwa “Jika seorang pemuda beribadah maka Iblis berkata, ‘lihatlah darimana sumber makanannya, kalau ternyata sumber makanannya adalah dari yang haram maka biarkan saja dia beribadah dan tidak usah repot-repot menggodanya karena dia sudah memperingan tugas kalian’”. Iblis tahu bahwa makanan haram akan membuat ibadah seseorang tertolak, jadi mereka tidak perlu lagi cape-cape menggodanya.

Ketika saya membaca uraian Imam Al-Baihaqi tersebut, langsung terbayang di benak saya betapa santainya tugas para Iblis di negeri ini karena tanpa mereka goda-pun begitu banyak amal ibadah penduduk negeri ini yang tertolak karena sumber makanannya yang tidak jelas ke-halalan-nya.

Seolah tidak pentingnya lagi sumber-sumber makanan yang halal ini dapat Anda baca salah satunya di majalah mingguan Tempo yang terbit pekan ini. Tempo lagi mengulas tentang pencalonan DKI – 1. Dengan gamblang adanya money politic nampak begitu kuat sejak seseorang ditentukan sebagai calon gubernur atau wakil gubernur. Money politic yang haram-pun diberi nama yang indah untuk membuatnya seolah halal – namanya sekarang menjadi mahar politik.

Coba kita bayangkan dampak buruknya dari mahar-mahar politik ini. Seseorang yang pencalonannya melibatkan mahar politik, dari mana dia membayar maharnya ?. Tentu dari para sponsor yang memberikannya tidak secara gratis. Para sponsor ini akan me-recover-nya dengan jumlah yang lebih banyak lagi melalui berbagai project atau kepentingan ketika si calon yang disponsorinya bener-bener terpilih.

Ini rahasia umum yang sudah mencuatkan perbagai kasus korupsi dalam berbagai arena pemilihan, baik itu caleg, calon pejabat tertentu, calon ketua umum partai, calon bupati, calon gubernur dan seterusnya. Bisa kita bayangkan jumlahnya uang haram yang beredar dalam berbagai arena pemilihan tersebut! Betapa luas uang haram tersebut menyebar di masyarakat yang notabene mayoritasnya adalah masyarakat muslim.

Lantas apakah kita akan diam diri melihat gejala rusaknya tatanan politik, ekonomi, sosial kemasyarakatan, moralitas masyarakat, keimanan dlsb. tersebut? Kalau kita diam, kita akan temnggelam bareng – yang tidak ikut menikmati aliran uang tersebut-pun akan ikut tenggelam. Maka kita harus berbuat yang kita bisa.

Bagi masyarakat kebanyakan, berbuat itu bisa dalam bentuk memilih calon pemimpin daerah yang kemungkinannya paling bersih dari money politic. Bagi penegak hukum pilihannya adalah mencermati dana-dana yang terlibat dalam berbagai pemilihan. Bagi penulis seperti saya, ya melalui tulisan seperti ini kita mengingatkan masyarakat untuk minimal aware bahaya di depan mata yang bisa ‘menenggelamkan’ kita semua.

Peringatan agar kita tidak tenggelam bersama para (calon) koruptor ini saya ambilkan dari kitab yang sama tersebut diatas, dari hadits panjang yang diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Perumpamaan orang yang melanggar hukum Allah dan yang mendiamkannya sama dengan kaum yang melakukan undian dalam sebuah kapal. Sebagian mereka ada yang menempati lantai bawah, sebagian yang lain menempati lantai atas. Kemudian yang menempati lantai bawah minta air kepada yang menempati lantai atas, mereka berlalu lalang sehingga mengganggu orang-orang di lantai atas. Ahirnya yang diatas bekata, Kalian ini mengganggu kami, kalian memerciki kami air. Akhirnya yang di lantai bawah ini mengambil kapak dan melubangi kapal – kemudian orang yang diatas berkata : ‘apa yang sedang kalian lakukan?’. kalau yang di lantai atas ini membiarkan mereka yang di lantai bawah melanjutkan perbuatannya, maka mereka semua akan tenggelam. Tetapi kalau mereka mencegah dengan tangan mereka, maka mereka sumua akan selamat”.

Bukankah kita sekarang melihat begitu banyak pihak yang lagi melubangi kapal bangsa ini dengan ‘kapak’nya ?. Yang sudah menjadi tontonan kita sehari-hari saja tidak terhitung jumlahnya seperti kasus Century, BLBI, pemilihan dewan Gubernur BI, pemilihan ketua umum partai, pemilihan bupati, gubernur dlsb. dan yang sekarang di depan mata adalah pemilihan Gubernur DKI.

Akankah kita biarkan mereka terus melubangi kapal kita bersama ? Selain kita tidak mau tenggelam bersama mereka, kita juga tentu tidak mau secara langsung maupun tidak langsung kecipratan dana haramnya. Karena dana haram seperti inilah yang akan membuat iblis bisa bersantai – tanpa menggoda kita (lagi) pun amal kita sudah tertolak – naudzubillahi min dzalika.

Jangan biarkan iblis bersantai lagi, dan jangan biarkan para penggarong negeri terus melubangi kapal bangsa ini. Waktunya berbuat yang kita bisa, Insyaallah kita bisa selamat !.

Sumber : http://www.eramuslim.com/syariah/ekonomi-syariah/muhaimin-iqbal-ketika-iblis-sedang-bersantai.htm

0 komentar:

Posting Komentar